ADAT BETIMBANG

Adat betimbang adalah budaya sejak zaman dahulu kala, dan bukan berkembang di tanah rambang saja tapi didaerah jagat Belide juga ada,dan tata caranya hampir sama. Betimbang, jika kita turut menyaksikan acara yang unik ini, betapa kayanya kita dengan budaya-budaya lama. Betimbang tidak semua orang melalui peristiwa ini, hanya orang-orang yang tertentu saja, biasanya terjadi pada anak-anak yang pernah menderita sakit berkelamaan.   Contohnya : Seorang anak laki-laki atau perempuan menderita sakit yang menghawatirkan setelah berbulan-bulan, kerabat sudah berkeliling, setiap orang yang pintar dihadirkan, kedokter sudah dilakukan sampai opname di rumah sakit.Kenyataannya bukan ber angsur sembuh, tapi bertambah parah , oleh karena itu timbulah dari pihak orang tua sisakit berniat kepada sang pencipta [kepada Allah] Misalnya : Jika anak ku si A sembuh dari sakitnya, panjang umurnya kakgi ku timbang di luan huma=halaman luar rumah. Apabila benar anak itu akan ditimbang secara adat, tampak anak yang sakit ber angsur sembuh dengan sendirinya. Waktu betimbang tidak tertentu, bergantung niat [nazar] sang ibu atau sang bapak yang ber nazar biasanya dilakukan pada : 

1. Kalau gadis di waktu ia angkat gadis [umur 14- th]
2. Kalau laki-laki diwaktu angkat ajang [umur 14-th]
3. Atau kedua nya di timbang waktu dikarung janji [ waktu akan menjalani akad nikah]

Sedekah betimbang biasa diikuti dengan pemotongan seekor kambing dan 4 ekor ayam, dikerjakan secara bergotong-royong dengan sanak famili.Pelaksanaan penimbangan ini dilaksanakan oleh tokoh adat yang mengetahui tata cara masalah ini. Disamping sedekah biasanya diadakan hiburan menabuh gamalan, dan nyambai atau hiburan pakai musik tradisional.