Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

Besahian

BESAHIAN (GOTONG ROYONG)

Sejak zaman nenek moyang kita terdahulu sudah mengenal sifat gotong royong, tapi namanya ‘besahian’. Besahian ini diadakan pada waktu nebas nebang, nugal, merumput, ngetam (panen) dan membuat rumah dan lain-lain.

Besahian nebas biasanya dilakukan oleh kaum bapak pada waktu menebas dimulai yang beranggotakan 1 sampai 10 orang dan cara kerjanya bergantian, misalnya hari ini nebas dikebun si A, besoknya dikebun si B dan berikutnya ke kebun si C sampai kekebun orang kesepuluh. Mereka bekerja bersama-sama tetapi bekal untuk makan bawa sendiri-sendiri.

Besahian ‘nebas’, berbeda dengan besahian nugal (gotong royong menamam padi). Kalau besahian nugal pekerjanya bebas laki-laki – perempuan, bujang gadis dan anak berkumpul dikebun yang akan ditugal (ditanami padi). Makan minum ditanggung seluruhnya oleh pemilik kebun.

Besahian ‘mehumput’ caranya sama dengan besahian nebas, tetapi pelakunya terdiri dari kaum ibu dan bisa dicampur dengan gadis-gadis, terkadang ada anggotanya bujang-bujang. Inilah satu-satunya budaya yang unik, bisa-bisa bertemu pasangan untuk teman hidup selanjutnya, karena pada zaman itu untuk mendekati gadis itu sewaktu pekerjaan yang sangat sulit, apalagi mau berjalan berduaan.

Sehingga momen besahian mehumput inilah dijadikan ajang pendekatan atau PDKT untuk bujang dan gades pada jaman itu, dan biasanya menjadi suami istri. Itulah cerita tentang adat besahian.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Besahian "

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di blog muaraduapos ini, semoga informasi di blog ini bisa menjadi salah satu rujukan anda dalam mendapatkan informasi seputar adat istiadat Muara Dua Prabumulih ini.