Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

Adat Bejage/Tuhon Mandi

Hanya Ilustrasi Turun Mandi

ADAT BEJAGE / TUHON MANDI

Bejage adalah suatu upacara yang unik, yang selalu dilaksanaan oleh keluarga jika mendapat [dikaruniai] seorang anak oleh Allah Swt. Acara ini biasa di adakan pada saat detik detik kelahiran seorang anak. Apabila sang ibu sudah merasakan gejala kelahiran, sang ibu sudah ditunggu oleh dukun kampung sebanyak dua orang yang ahli tentang kelahiran. Yang sekarang dukun kampung sudah kerja sema dengan bidan desa. Begitu bayi lahir terus disambut oleh dukun kampung terus diadakan pemotongan pusarnya, lalu bayi dimandikan oleh dukun, tembuni di hanyutkan kesungai, sering juga ditanam di depan rumah.

Sesudah bayi dimandikan terus di bedung dengan kain kemudian di letakkan di sebuah nampan besar, lalu dibacakan matera, dan disampingnya diletakkan beras sedikit, uang, kapas, dan manglai sebagai wasiat. Pada saat itu juga sanak famili mulai ngumpul ke rumah untuk membantu tuan rumah, karena malam ini akan mulai acara bejaje malam pertama, Bejage malam pertama biasanya untuk makan, masak ketan dengan gula kelapa yang disebut (entin-entin) namanya.

Dari siang hingga malam hari ramai orang berdatangan membawa beras, kelapa, sabun, pakaian bayi, sambil melihat sang bayi. Pada malam yang kedua bejage membuat sagun untuk makanan malam harinya, pada malam kedua ini juga diadakan hiburan tari-tarian adat, seperti tari menting gambus, nasip melarat, saying melayang, sinjang yang diadakan dihalaman. Dirumah diisi dengan acara makan minum, dibawah rumah diisi oleh bapak-bapak main domino yang disebut lek-lek’an maksudnya (melek semalaman suntuk).

Pada malam ketiga bejage masih membuat sagun dan acaranya sama dengan malam kedua tetapi ditambah acara pemberian nama untuk sibayi. Caranya: Setiap peserta hadir diharuskan membuat catatan nama sekurang-kurangnya tujuh nama yang ditulis pada kertas, selanjutnya nama-nama tersebut dimasukkan kedalam air tempat mandi sang bayi, kemudian diambil oleh nama itu dan dibuka misalnya namanya si A, Diulang sekali lagi, kalau yang kedua nanti masih tetap nama si A, maka itulah nama yang diresmikan.

Bejage malam terakhir biasanya diadakan semalam suntuk, karena biasanya ada bujang gadis dari dusun lain. Setelah sang bayi berumur 15 hari, oleh dukun, bayi dibawa turun dari rumah, jalan-jalan di desa yang disebut midang pertama. Selanjutnya setelah bayi berumur satu bulan, baru bayi tersebut dibawa mandi ke sungai oleh dukun, TUHON MANDI = TURUN MANDI namanya. Pada waktu acara turun mandi, diadakan acara bejaje membuat kelepon, yang bahannya dari tepung beras, dan gula kelapa, sekalian masak nasi gemuk, dan ayam panggang untuk diberikan sama dukun, setelah selesai mandikan bayi, acara ini disebut cuci tangan, dan ucapan terima kasih kepada dukun yang merawat bayi hingga sekarang, langsung memberikan buah tangan secara suka rela untuk dukun, seperti kain baju dll. Kemudian setelah usai orang tua bayi mengadakan sedekah, bersyukur kepda pencipta atas karunia yang diberikan, sedekah ini disebut dengan sedekah menerima sunting, sedekah ini bisanya membuat apam (serabi), Setelah selesai rangkaian sedekah ini, maka selesai sudah acara mengenai kelahiran bayi (Bejage).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adat Bejage/Tuhon Mandi"

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di blog muaraduapos ini, semoga informasi di blog ini bisa menjadi salah satu rujukan anda dalam mendapatkan informasi seputar adat istiadat Muara Dua Prabumulih ini.